Welcome to My Blog...

Selamat bergabung di halaman ini.
Anda bisa berbagi cerita, tentang hal-hal yang unik, lucu, seru, atau mungkin tentang kisah-kisah yang menyeramkan. | About seleb atau teknologi juga boleh, ambil sisi positifnya saja ya! ^_^ | Anda juga akan mendapatkan berbagai informasi seputar desain, musik, dan informasi lainnya.

But, sebelum kalian ikut-an share nie... | Nelz mau cerita dulu yaaa! | Siap untuk jadi sahabat cerita Nelz? | OK. Come On, Guys... Yuk, kita kemooonnn!!!

Sesuatu Yang Tertunda

Bagian Pertama...

Untuknya yang Pertama

       Malam ini Ramadhan telah berakhir. Mulai berganti dengan malam takbir. Suara takbir mulai berkumandang saling bersahut-sahutan. Kendaraan patrol pun sudah mulai nampak berlalu-lalang di jalan raya. Sambil menyerukan kalimat "Allahuakbar" berulang kali. Semua warga muslim nampak gembira menyambut datangnya Hari Kemenangan. Saat sebagian warga sedang khusuk dengan kalimat-Nya, aku bercerita kepada seseorang melalui handphone. Aku memulai berSMS dengan beberapa rekan yang aku kenal. SMS itu berisikan ucapan mohon maaf lahir bathin untuk menyambut hadirnya hari yang Fitri. Semua rekan aku kirimkan ucapan dengan isi yang sama. Seseorang itu adalah rekan kerjaku yang beruntung mendapatkan SMS pertama dariku, dia berinisial "I".
         Aku yang saat itu sedang berdiri di antara rerumputan, sambil menyaksikan kemegahan kembang api di angkasa segera menarik handphone dari dalam saku celanaku. Tanpa basa-basi lagi, aku yang ketika itu mengenakan baby dol langsung mengetikkan kata demi kata di layar handphone hitam yang aku pegang itu.

        "No Ketupat, No Parcell. Just represents everything, Sins... Laugh... Tears. SELAMAT HARI RAYA IDHUL FITRI 1 SYAWAL 1433 H. Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin. Maafin Neli ya kalo punya salah. :)", sebuah ucapan yang aku utarakan lewat pesan singkat.

        Kemudian, aku kirimkan pesan tersebut ke salah satu orang yang berinisial "I". Aku tekan tombol "OK", pesan memproses pengiriman data, dan akhirnya terkirim sudah. Kira-kira, lima belas menit lamanya aku menunggu balasan darinya. Bunyi dering pesan di handphoneku sudah mulai terdengar.

        "Tut tut. Tut tut!", suara nada pesan dari handphoneku.

         Aku sempat terkejut mendengar suara nada tersebut. Karena, memang awalnya keadaan sempat lengang dan kilauan kembang api sempat terhenti sejenak. Apalagi saat itu aku sedang sendirian di luar, sambil memandang kosong langit hitam di angkasa. Tanpa pikir panjang lagi, segera saja aku tarik handphone yang berada di dalam saku celanaku yang aku kenakan. Aku buka segera pesan tersebut, seolah tidak sabar ingin membacanya. Begitu tombol kunci aku aktifkan, rasa penasaran semakin menggebu. Saat huruf-huruf itu tampil dan sudah berada di depan mata, betapa bahagianya hati ini. Ternyata, yang aku tunggu sejak tadi akhirnya datang juga. Aku baca perlahan isi pesan singkat tersebut. Isinya tidak jauh beda dengan yang sudah aku kirimkan kepadanya. Hanya saja, dia menambahkan format program PHP di dalamnya. Sangat istimewa jika aku baca, karena format kalimatnya yang berbeda. Terlebih lagi, di akhir pesan itu dia membubuhkan nama lengkapnya. Aku tersenyum saat membacanya.
          Kemudian, aku membalasnya lagi pesan dari dia. Karena, masih penasaran dengan format yang sudah dia buat tadi. Aku hanya memastikan saja, apakah memang benar dan sesuai dengan dugaanku. Sebab, aku melihat dari format tersebut tidak asing bagiku. Meski, awalnya aku sempat bingung dengan bubuhan ornament yang berada di antara kalimat-kalimat tersebut. Aku mulai mengetikkan kembali satu per satu kalimat dalam layar handphone, sambil tersenyum seolah ada sesuatu yang lucu di dalamnya.

          "Ceilleee... Pake format PHP nie...", balasan yang aku ketikan di hp.
          "hehehe.. Iya..", sebuah jawaban singkat dari dia.

          Setelah mendapatkan balasan itu, aku sempat berhenti sejenak melihat pemandangan di angkasa. Kilauan cahaya kembang api bertaburan mewarnai alam jagad raya. Meski, arah kedua mataku tertuju ke sana, namun pikiranku jauh berbeda. Aku memikirkan seseorang. Dia yang telah membuat aku tersenyum. Kadang pula, aku membayangkan seandainya saja dia berada di sini saat ini menemaniku memandang langit menyaksikan kilauan beribu bintang. Terasa begitu indah dan sempurna. Tidak kuasa, karena menahan emosi yang terus ingin memberikan kabar kepadanya, akhirnya aku mengirimkan SMS kembali. Walaupun, aku sempat berpikir bahwa hal itu akan dapat mengganggu dia. Tetapi, aku rasa dia fine-fine saja saat aku kirimkan beberapa pesan tadi.

         "Mas ikut takbiran juga nggak sekarang?", pesan singkat dariku.
         "Iya, Mas juga ikut takbiran di rumah sekarang..", sebuah balasan dari Si Cowok bertubuh tegap itu.
        "Hmmm... Enak ya, nggak kayak di sini... Adanya cuman bisa dengerin petasan sama lihat kembang api doank.", aku membalas kembali pesan singkat darinya.
        "Gak papa. yang penting barokahnya.. Qt tetap panjatkan puji syukur kepada-Nya atas segala nikmat yang diberikan.. Semoga Qt termasuk dalam orang2 yang beruntung.. Amien..", demikian dia membalasnya.
     "Biasanya sih di jalan raya rame ada takbir keliling. Cuman, sekarang sepi...", aku membalasnya kembali.
        "Gak papa.. yang penting Qt bisa merasakan nikmat malam takbir.. Miliaran kebaikan memadati lalu-lintas angkasa.. Malam yang indah.. Memuja dan mengagungkan Allah SWT..", begitulah balasan SMS darinya.

          Itulah cuplikan beberapa SMS yang datang dari dia. Selang beberapa hari kemudian, tidak terasa telah sampai pada hari ke tujuh. Seperti biasa, ada tradisi di lingkungan tempat kami tinggal. Mungkin, tradisi ini juga sudah menjamur di seluruh Nusantara. Setiap tujuh hari setelah hari raya, kami selalu mengadakan tradisi ketupat atau "lontongan" dalam bahasa Jawa. Saat ketupat sudah jadi, aku berniat untuk mengantarkan beberapa untuknya. namun, sebelum itu aku memberikan kabar kepadanya terlebih dahulu. Memastikan apakah dia masih berada di tempat kerjanya.
          Aku mengirimkan sebuah SMS kepadanya, namun tak kunjung ia balas. Aku bertanya tentang keberadaannya. Bukan maksud aku untuk memberikannya yang spesial. Tetapi, pemberian itu hanya untuk sebagai ucapan terimakasihku kepadanya, karena dia telah baik kepadaku. Hingga malam menjelang, aku masih menanti balasan SMS itu, tetapi tetap saja tak kunjung datang juga. Akhirnya, tanpa basa-basi lagi aku pun mengurungkan niat untuk mengantarkan ketupat itu untuk dia. Walaupun sudah dipersiapkan. Thanks buat kamu yang udah baik sama aku. :)


*** This is My Story *** ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Neli Puspitasari. Diberdayakan oleh Blogger.