Mungkin, ada beberapa di antara kalian yang kenal dengan sumpit? Atau bahkan masih ingin belajar untuk menggunakannya? Apa yang ada dalam benak Anda sekarang?

     Walaupun, sumpit merupakan salah satu perangkat makan yang bukan berasal dari Indonesia, tetapi setidaknya kita mencoba untuk belajar mengenal kebudayaan dari negara lain. Seperti halnya saya, yang masih ingin belajar lebih jauh tentang sumpit. Meskipun, saya tidak semahir orang Jepang menggunakannya untuk keperluan makan sehari-hari, paling tidak saya sudah berusaha untuk mengetahui asal muasal dari sumpit (tidak seratus persen saya tahu). Bagi saya, sumpit merupakan hal yang sangat unik. Karena, secara logika untuk menikmati sebuah makanan saja lazimnya menggunakan sendok dan garpu. Sementara, di negara Jepang sendiri mulai dari mengolah sampai menikmati hidangannya sangatlah berbeda. Memang masyarakat Jepang sangat kreatif sekali ya. :)

      Saya hanya bisa berpikir, menggunakan sendok saja terkadang masih susah. Apalagi, dengan sumpit. Hmmm... bagaimana pemikiran orang Jepang ya, bisa sekreatif itu? Awalnya, saya mengira bahwa sumpit hanya terbuat dari bambu saja. Ternyata, tidak. Sumpit yang juga berasal dari negara Korea tersebut ada yang terbuat dari logam. Mau tahu seperti apa? Berikut gambarannya:

 

Sumpit Logam dari Korea

Kalau sumpit yang dari Jepang, seperti ini nie bentuknya.

Sumpit Bambu dari Jepang

Nah, sudah tahu kan sumpit itu seperti apa. Sekarang apakah kalian ingin mencoba menikmati hidangan dengan menggunakan sumpit? Coba sajalah, kuliner apa pun pasti akan berasa di negeri Sakura kalau pake sumpit. (kali aja sih... hehehe)

     Sebuah judul yang didapatkan kali ini, memang sesuatu yang tidak terduga. Tiba-tiba muncul begitu saja. Tanpa harus berpikir panjang lagi tentang topik yang akan dia pasang. Inspirasi itu dia dapatkan, saat setelah menerima sebuah pesan singkat dari seseorang. Handphone-nya berbunyi, menandakan ada balasan SMS yang masuk. Begitu dia baca, spontan kalimat terakhirnya dia jadikan sebagai hiasan di blog miliknya. Entah lah, dia hanya bisa berpikir spontan saja saat menerima ejaan itu.

     "Rainbow Words", mengisahkan tentang seseorang yang sedang menantikan celotehan di blog milik seorang wanita. Karena, mungkin Si Dia (wanita) terlalu lama mencari topik yang pas untuk blognya, seseorang itu pun terus mengirimkan pesan melalui ponsel milik Si Wanita tersebut. Lantaran banyak SMS yang datang, dia dengan segera membalasnya. Mencoba memberikan penjelasan kepada seorang pria yang telah mengirimkan pesan tersebut. Dia (wanita) menjelaskan, bahwa celotehan di blognya masih belum selesai. Lantaran bingung dengan topik yang akan dipasangnya nanti. Tidak lama kemudian, SMS kembali datang dari seseorang tersebut ke handphone Si Wanita. Intinya seseorang itu menunggu dengan sabar hasil otak-atik kata dari Si Wanita, dengan kalimat terakhir di pesan singkatnya "Rainbow Words". Dan kata-kata itulah yang menginspirasi dia untuk dijadikan sebagai bahan celotehan di blog miliknya itu.

     Setelah beberapa menit lamanya, ternyata isi blog telah usai dibuat oleh Si Dia. Meski hanya singkat, bagi dia hasil otak-atik nya tersebut sudah membuatnya menjadi lebih berkreasi dan penuh semangat. Hingga dia tidak sabar untuk segera memberikan kabar kepada seseorang itu. Seorang pria yang telah lama menunggu Rainbow Words nya hadir di blog. Dia (wanita) menyampaikannya melalui pesan singkat. Karena, suasana pada saat itu sudah larut malam. Tetapi, lama jua tidak kunjung ada jawaban. Mungkin, karena seseorang itu sudah kelelahan dan tertidur lelap. Namun, tanpa disangka SMS dia pun dibalasnya. Hingga akhirnya, dia memberikan alamat blog tersebut dengan nama "Box of Story" kepada Si Pria. Dan... Pria itu pun membacanya. :)